Selasa, 09 Agustus 2011

BBERAPA NUKILAN TEORI PENGAWASAN, MOTIVASI DAN KINERJA

4 komentar


1. Pengawasan
Menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya Pengantar Ilmu Manajemen (2006; 13) dikemukakan beberapa rumusan tentang fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut :1. Perencanaan2. Pengorganisasian3. Pemberian Motivasi4. Pengawasan5. Penilaian6 Evaluasi.
1. G.R. Terry dalam bukunya Principles of Management menyatakan bahwa fungsi-fungsi fundamental manajemen meliputi Planning, Organizing, Actuating dan Controlling yang dikenal akronim POAC.
2. Luther Gulick pada tahun 1930 mengemukakan akronim POSDCORB yang terdiri dari Planning, Organizing, Staffing, Directijig„ Coordinating dan Reporting, Budgeting).
3. H. Albers dalam bukunya hlanagement, The Basic Concepts mengemukakan fungsi¬ fungsi manajemen yang meliputi Planning, Organizing, Directing dan Controlling.
4. Richard D. Anderson dalam bukunya Management Practice membagi manajemen dalam 5 (lima) elemen yaitu Planning, Organizing, Staffing, Excecuting dan Appraising.
5. Henry Fayol yang merupakan Bapak Konsepsi Proses, merumuskan fiuigsi-fungsi manajemen sebagai Planning, Organization, Command, Coordination dan Control.
6. Hebert G. Hicks dalam bukunya The Management of Organization mengemukakan pembagian manajemen seperti Planning, Organizing, Motivating, Communicating, Controlling dan Creating.
7. Ernest Dale dalam bukunya Management : Theory and Practice, membagi fungsi¬fungsi manajemen dalam Planning, Organizing, Staff ng, Direction, Innovation dan Representation.
Dari rumusan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen tersebut, terlihat bahwa Richard D. Anderson tidak mengemukakan fungsi pengawasan, namun fungsi tersebut dijalankan melalui fungsi appraising (penilaian). Sedangkan Luther Gulick dan Ernest Dale melakukan pengawasan melalui fungsi Directing dan Direction. Namun kesemuanya sepakat bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang paling penting yang harus dijalankan oleh seorang Manajer dalam upaya pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinnya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan M. Yunus dalam bukunya Pengantar Administrasi dan Manajemen (2006 : 9)
"Berbeda dengan fungs-fungsi manajemen yang lain, fungsi pengawasan merupakan tugas pimpinan yang tidak secara penuh dapat didelegasikan kepada pihak lain. Fungsi fungsi manajemen latiznya, sebagian besar dapat dilimpahkan atau didelegasikan pimpinan kepada bawahannya, akan tetapi untuk fungsi pengawasan ini sebagian besar harus dipegang oleh pimpinan, dan apabila memungkinkun hanyalah sebagian kecil saja didelegasikan kepada pihak lain. "
Dengan demikian dilihat dari sisi administrasi dan manajemen, pengawasan adalah sebagai fungsi manajemen organisasi. Karenanya fungsi pengawasan menrupakan tugas setiap manajer dalam menjalankan roda organisasi yang dipimpinnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam pernyataan yang dikemukakan oleh Rasid berikut ini
"Pada saat seorang manajer melimpahkan atau menugaskan bawahannya untuk melaksanakan szratu tugas kegiatan, maka pada saat itu parla seorang pimpinan perlu mengawasi terhadap apa yang telah ditugaskannya itu. Maksudnya apakah tanggung jawab yang telah diberikan itu telah dilaksanakan atau tidak, sampai dimana tugas tersebut dijalankan, bahkan perlu diketahui pula hambatan-hambatan apa yang dialami bawahan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. "
Menurut Winardi menyebutkan bahwa:
"Pengawasan, berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi.Kesejahteraan Sosial Masyarakat dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana. Controlling atau pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dan aktivitas-aktivitas yang direncanakan. "
Langkah dan Tindakan Pengawasan
Winardi mengatakan bahwa pengawasan terdiri dari suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah yang bersifat universal yakni:
1. Mengukur hasil pekerjaan.
2. Membandingkan hasil pekerjaan dengan standar dan memastikan perbedaan (apabila ada perbedaan).
3. Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan. Menurut Winardi dengan cara yang agak berbeda dapat dikatakan bahwa pengawasan terdiri dari tindakan-tindakan1. mencari keterangan tentang apa yang sedang dilaksanakan 2. membandingkan hasil-hasil dengan harapan-harapan yang menyebabkan timbulnya tindakan 3. menyetujui hasil-hasil atau menolak hasil-hasil dalam kasus mana perlu ditambahkan penambahan tindakan-tindakan perbaikan.
c. Tipe Pengawasan
Lebih lanjut Winardi dalam buku Asas-Asas Manajemen (2000:590) mengatakan bahwa fungsi pengawasan dapat dibagi dalam 3 (tiga) macam tipe atas dasar aktivitas pengawasan, yaitu pengawasan pendahuluan, pengawasan pada saat pekerjaan berlangsung dan pengawasan feedback.
Menurut Winardi pada lebih jauh mengatakan ada sejumlah metode pengawasan feedback yang banyak digunakarn oleh dunia bisnis yaitu :
1) Analisis laporan keuangan (Finuncial stutement analysis)
2) Analisis biaya standar (Standard cost analysis)
3) Pengawasan kualitas (Quality control)
4) Evaluasi hasil pekerjaan pekerja (Employee performance evaluation).
Berikut ini, akan dikemukakan sejumlah teknik pengawasan yang agak banyak digunakan.



Tabel 1
Tipe pengawasan dan teknik pengawasan
TIPE PENGAWASAN TEKNIK PENGAWASAN
Pengawasan pendahuluan Seleksi dan penempatan Pengisian jabatan (staffing) Inspeksi bahan-bahan Penggaran modal Penggaran finansial
Para manajer dapat memanfaatkan aneka macam teknik-teknik pengawasan yang berbeda Pengawasan pada waktu pekerjaan sedang berlangsung Pengarahan
Pengawasan feedback Analisis neraca
Analisis biaya standar
Prosedur2 pengawasan kualitas Evaluasi hasil pekerjaan
Sumber : Asas-Asas Manajemen, Winardi, 2000, hal. 592.
.
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Menurut Flippo dalam Hasibuan (2000: 142),
Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.
Motivasi secara umum dapat didefinisikan sebagai inisiasi, pengarahan tingkah laku dan motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku. Menurut Hariandja (2006: 95),
Motivasi diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah. Faktor-faktor itu sering disebut dengan motives, yakni tujuan yang diinginkan yang mendorong orang berperilaku tertentu.
Sedangkan menurut Terry dalam Hasibuan (2006: 145),
Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan¬-tindakan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukan suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Oleh karena itu, tidak akan ada motivasi jika tidak dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan serta keseimbangan yang dimiliki oleh seseorang atau individu.
Peterson dan Plowman dalam Hasibuan (2000: 141) mengatakan bahwa orang mau bekerja karena:
1. Keinginan untuk hidup (the desire to live)
2. Keinginan untuk suatu posisi (the desire for position)
3. Keinginan untuk kekuasaan (the desire for power)
4. Keinginan akan Pengakuan (the desire for recognition)
Ad.1 Keinginan untuk hidup
Keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang, manusia bekerja untuk dapat makan dan makan agar dapat mempertahankan hidupnya.
Ad.2 Keinginan untuk suatu posisi
Keinginan untuk suatu posisi dengan memiliki sesuatu merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja.
Ad.3 Keinginan akan kekuasaan
Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah di atas keinginan untuk memiliki, yang mendorong orang mau bekerja.

Ad.4 Keinginan akan pengakuan
Keinginan akan pengakuan, penghormatan dan status social merupakan jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk mau bekerja. Oleh karena itu, dapat dihayati bahwa setiap pegawai mempunyai motif keinginan (want) dan kebutuhan (needs) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya. Kebutuhan-kebutuhan dengan yang dipuaskan dengan bekerja adalah yang menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisik dan Keamanan
Kebutuhan ini menyangkut kepuasan kebutuhan fisik atau biologis seperti makan, minum, perumahan, sek dan semacamnya, di samping kebutuhan akan rasa aman dalam menikmatinya.
2. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang terpuaskan karena memperoleh pengakuan, status, dihormati, diterima, serta disegani dalam pergaulan masyarakat. Hal ini penting karena manusia tergantung satu sama lainnya.
3. Kebutuhan Egoistik
Kebutuhan egoistik adalah kebutuhan kepuasan yang berhubungan dengan kebebasan orang untuk mengerjakan sendiri sesuatu pekerjaan sehingga puas karena berhasil menyelesaikannya.
Berdasarkan pengertian-pengertian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu upaya seorang pimpinan untuk mengarahkan dan merangsang bawahannya agar mau dan mampu bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan baik tujuan kantor maupun tujuan pegawai itu sendiri.
b. Teori Motivasi
Hasibuan (2000: 151) membagi teori motivasi menjadi tiga golongan yaitu:
1. Teori kepuasan (content theory)
Titik fokus dari teori ini adalah bagaimana memahami betapa pentingnya beberapa faktor yang terdapat dalam diri pegawai, faktor-faktor tersebut meliputi kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara-cara tertentu, Jika kebutuhan dan kepuasan semakin terpenuhi maka semangat kerja akan semakin baik. Dengan kata lain semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan maka semakin giat orang bekerja.
2. Teori yang berdasarkan proses (proses theory)
Teori ini merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya, jadi hasil yang dicapai tercermin dalam proses kegiatan yang dilakukan seseorang di dalam bekerja.
3. Teori pengukuhan (reinforcement theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian Pengawasan, misalnya promosi tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan dan bonus kelompok tergantung pada tingkat kerja kelompok. Sikap ketergantungan tersebut berkaitan dengan hubungan antar perilaku yang terjadi dalam organisasi.
c. Jenis-jenis Motivasi
menurut pendapat Hasibuan (2000: 149) yaitu ada dua jenis motivasi, yang di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Positif (Insentif Positif)
2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Add.1 Motivasi Positif (insentif positif)
Dalam motivasi positif seorang manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar, dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat karena pada umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.
Add.2 Motivasi Negatif (insentif negatif)
Dengan motivasi negatif maksudnya seorang manajer memotivasi bawahannya dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat kerja bawahannya dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Hasibuan (1997: 166) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ada empat jenis yang di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pengawasan
2. Fasilitas
3. Penempatan
4. Penghargaan
Ad.1 Pengawasan
Semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan atas balas jasa yang diberikan kepada kantor.
Ad.2 Fasilitas
Setiap kantor hendaknya menyediakan fasilitas bagi para pegawainya. Apabila dengan fasilitas tersebut ternyata mampu menambah kesenangan para pegawai maka prestasi kerja pegawai akan meningkat.
Ad.3 Penempatan
Merupakan tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan pegawai pada jabatan atau pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki sekaligus mendelegasikan wewenang kepada pegawai tersebut.
Ad.4 Penghargaan
Merupakan pemberian pangkat istimewa yang diberikan oleh kantor kepada pegawai dengan menunjukkan prestasi kerja luar biasa selama bekerja pada kantor atau instansi terkait.
3. Tinjaun pustaka tentang Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performarace (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Menurut Mangkunegara (2005: 67),
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Megginson dalam Mangkunegara (2005: 69),
Performance appraisal is the process an employer uses to deterniine whether an employee is performing the job as intended.
Performance appraisal adalah suatu proses yang digunakan majikan untuk menentukan apakah seorang pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan yang dimaksudkan.
Sedangkan menurut Sikula dalam Mangkunegara (2005: 69),
Employee appraising is the systematic evaluation of a worker's job performance and potential for developmenz Appraising is the process of estimating or judging the value, excellence, qualities, or statue of same object, person, or thing.
Penilaian prestasi pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian adalah proses penaksiran atau penentuan nilai, kualitas, atau status dari beberapa objek, orang ataupun sesuatu.
Selanjutnya menurut Sastrohadiwiryo,
Kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian/deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja masing-masing tenaga kerja dalam mengembangkan kualitas kerja, pembinaan selanjutnya, tindakan perbaikan atas pekerjaan yang kurang sesuai dengan deskripsi pekerjaan, serta untuk keperluan yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan lainnya. Penilaian kinerja terhadap tenaga kerja biasanya dilakukan manajemen penilai yang hierarkinya langsung di atas tenaga kerja yang bersangkutan atau manajemen penyelia yang ditunjuk untuk itu
b. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Kinerja
Menurut Hasibuan (2006: 89), tujuan dan kegunaan penilaian kinerja pegawai sebagai berikut:
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.
2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana pegawai bisa sukses dalam pekerjaannya.
3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam kantor.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan kerja.
5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi pegawai yang berada di dalam organisasi.
6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.
7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan (supervisor, managers, administrator) untuk mengobservasi perilaku bawahan (subordinate) supaya diketahui minat dan kebutuhan-kebutuhan bawahannya.
8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan di masa lampau dan meningkatkan kemampuan pegawai selanjutnya.
9. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan pegawai.
10. Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan¬kelemahan personel dan dengan demikian, bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan.
11. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan pegawai.
12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (job description).
c. Metode Penilaian Kinerja Pegawai
Menurut Hasibuan (2006: 96), metode penilaian kinerja pegawai pada dasarnya dikelompokan atas dasar:
i. Metode Tradisional
ii. Metode Modern
Ad.1 Metode Tradisional
Metode ini merupakan metode tertua dan paling sederhana untuk menilai kinerja pegawai dan diterapkan secara tidak sistematis maupun dengan sistematis. Yang termasuk ke dalam metode tradisional adalah rating scale, employee comparation, check list, freeform essay, dan critical icident.
a. Rating scale merupakan metode penilaian yang paling tua dan banyak digunakan, di mana penilaian yang dilakukan oleh atasan atau supervisor untuk mengukur karakteristik.
b. Enaployee comparation merupakan metode penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara seorang pekerja dengan pekerja lain.
c. Check list merupakan metode di mana penilai tidak menilai tetapi hanya memberikan masukan bagi penilaian yang dilakukan oleh bagian personalia.
d. Freeform essay merupakan metode di mana seorang penilaian diharuskan membuat karangan yang berkenaan dengan pegawai yang sedang dinilai.
e. Critical incident merupakan metode di mana penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari yang kemudian dimasukan ke dalam buku catatan khusus.
Ad.2 Metode Modern
Metode ini merupakan perkembangan dari metode tradisional dalam menilai kinerja pegawai. Yang termasuk ke dalam metode modern ini adalah assessment centre, management by objective (MBO = MBS), dan asset accounting.
a. Assessment centre; metode ini biasanya dilakukan dengan pembentukan tim penilai khusus.
b. Management by objective (MBO = MBS); Dalam metode ini pegawai langsung diikutsertakan dalam perumusan dan pemutusan persoalan dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan sasarannya masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran kantor.
c. Human asset accounting; Dalam metode ini faktor pekerja dinilai sebagai individu modal jangka panjang sehingga sumber tenaga kerja dinilai dengan cara membandingkan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan kantor.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Menurut Listianto dan Setiaji (2007: 2), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu:
1. Efektivitas dan efisiensi
2. Wewenang (otoritas)
3. Disiplin
4. Inisiatif
Ad.1. Efektivitas dan efisiensi
Yaitu bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan itu efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan mempunyai nilai penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien.
Ad.2 Wewenang (Otoritas)
Yaitu sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki oleh seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya (sumbangan tenaganya). Perintah tersebut menyatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut.
Ad.3. Disiplin
Yaitu taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi disiplin pegawai adalah kegiatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia bekerja.
Ad.4. Inisiatif
Yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi inisiatif adalah daya dorong kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi.

Selasa, 02 Agustus 2011

DINASTI ISLAM YANG BERKUASA DI DUNIA ISLAM

1 komentar
I. DINASTI-DINASTI ISLAM SUNNI
AFRIKA UTARA
1. Muhallab / Muhallabids (771-793)
2. Bani Aghlab / Aghlabids Dinasty (800-909) :
* Ibrahim I ibn al-Aghlab ibn Salim (800-812)
* Abdullah I ibn Ibrahim (812-817)
* Ziyadat Allah I ibn Ibrahim (817-838)
* al-Aghlab Abu Iqal ibn Ibrahim (838-841)
* Muhammad I Abul-Abbas ibn al-Aghlab Abi Affan (841-856)
* Ahmad ibn Muhammad (856-863)
* Ziyadat Allah II ibn Abil-Abbas (863)
* Muhammad II ibn Ahmad (863-875)
* Ibrahim II ibn Ahmad (875-902)
* Abdullah II ibn Ibrahim (902-903)
* Ziyadat Allah III ibn Abdillah (903-909)
3. Bani Tuluniyah / Tulunids Dinasty (868–905) :
* Ahmad ibn Tulun (868-884)
* Khumarawaih ibn Ahmad ibn Tulun (884-905)
4. Bani Ikhshidiyah / Ikhshidid dynasty (935-969) :
* Muhammad bin Tughj Al-Ikhshid (935-946)
* Abu Elqasem Anogor ben Elikhshid (946-961)
* Abu Elhasn Ali ibn Elikhshid (961-966)
* Abul Misk kafur (966-968).
* Abu Elfawaris Ahmed ibn Ali ibn Elikhshid (968-969)
5. Zirid dynasty (973–1152) :
* Abul-Futuh Sayf ad-Dawla Bologhine Ibn Ziri (973-983)
* Abul-Fat’h al-Mansur ibn Buluggin (983-995)
* Abu Qatada Nasir ad-Dawla Badis ibn Mansur (995-1016)
* Sharaf ad-Dawla al-Muizz ibn Badis (1016–1062), pada tahun 1048 mendeklarasikan kemerdekaan dari Fatimiah, merubah ibukota ke Mahdia tahun 1057 setelah Kairouan jatuh kepada kekuasaan Bani Hilal.
* Abu Tahir Tamim ibn al-Muizz (1062–1108); pada tahun 1087 mengubah isi khutbah jum’at sbg penghormatan kepada Khalifah Bani Abbasiyah, dan mengakhiri hubungan dengan Bani Fatimiah.
* Yahya ibn Tamim (1108–1131)
* Ali ibn Yahya (1115–1121)
* Abul-Hasan al-Hasan ibn Ali (1121–1152)
6. Hammadid (1008–1152)
7. Almoravid dynasty (1040–1147)
8. dinasti Muwahidun / Almohad dynasty (1130–1269)
9. Ayyubid dynasty (1171–1341)
10. Hafsid dynasty (1229–1574)
11. Nasrid dynasty (1232–1492)
12. Ziyyanid dynasty (1235–1556)
13. Marinid dynasty (1244–1465)
14. Bahri dynasty (1250–1382)
15. Burji dynasty (1382–1517)
16. Wattasid dynasty (1472–1554)
17. Saadi Dynasty (1509–1659)
18. Alaouite Dynasty (1666–sekarang)
19. Husainid Dynasty (1705–1957)
20. Karamanli dynasty (1711–1835)
21. Muhammad Ali Dynasty (1805–1952)
Kelompok etnis di wilayah tanduk afrika (1980)
22. Himyar Sultanate (Abad ke-2)
23. Mohammed Hanafiah Sultanate (Abad ke-11)
24. Sayyid Yusuf el Bagadadi Sultanate (Abad ke-12)
25. Warsangali Sultanate (1298–sekarang)
26. Ifat Sultanate (Abad ke-13)
27. Adal Sultanate (c.1415–1555)
28. Walashma Dynasty (Abad ke14 – 16)
29. Ajuuraan State (Abad ke14 – 17)
30. Aussa Sultanate (Abad ke16-sekarang)
31. Emirs of Harar (1647–1887)
32. Gobroon Dynasty (Abad ke18 – 19)
33. Kingdom of Gomma (Awal abad ke19 – 1886)
34. Kingdom of Jimma (1830–1932)
35. Kingdom of Gumma (1840–1902)
36. Sultanate of Hobyo (Abad ke19 – 1925)
AFRIKA TIMUR
Islam di afrika (1987)
37. Pate Sultanate (1203-1870)
38. Sennar (sultanate) (1523–1821)
39. Sultans on the Comoros
40. Mudaito dynasty (1734–sekarang)
41. Wituland (1858–1923)
AFRIKA TENGAH DAN BARAT

Kelompok etnis di Nigeria (1979)
42. Kingdom of Nekor (710–1019)
43. Za Dynasty in Gao (Abad ke11 – 1275)
44. Sayfawa dynasty (1075-1846)
45. Mali Empire (c.1230-c.1600)
46. Keita Dynasty (1235-c.1670)
47. Songhai Empire (c.1340–1591)
48. Bornu Empire (1396-1893)
49. Kingdom of Baguirmi (1522-1897)
50. Dendi Kingdom (1591–1901)
51. Sultanate of Damagaram (1731–1851)
52. Kingdom of Fouta Tooro (1776–1861)
53. Sokoto Caliphate (1804–1903)
54. Toucouleur Empire (1836–1890)
SISILIA (ITALIA)
55. Aghlabid Sicily (827–909)
SPANYOL DAN PORTUGAL

Taifa-taifa islam di spanyol & portugal (1031)
56. Caliphate of Córdoba (756-1017, 1023–1031)
57. Taifa of Alpuente (1009–1106)
58. Taifa of Badajoz (1009–1151)
59. Taifa of Morón (1010–1066)
60. Taifa of Toledo (1010–1085)
61. Taifa of Tortosa (1010–1099)
62. Taifa of Arcos (1011–1145)
63. Taifa of Almería (1010–1147)
64. Taifa of Denia (1010–1227)
65. Taifa of Valencia (1010–1238)
66. Taifa of Murcia (1011–1266)
67. Taifa of Albarracín (1012–1104)
68. Taifa of Zaragoza (1013–1110)
69. Taifa of Granada (1013–1145)
70. Taifa of Carmona (1013–1150)
71. Taifa of Santa María de Algarve (1018–1051)
72. Taifa of Mallorca (1018–1203)
73. Taifa of Lisbon (1022–1093)
74. Taifa of Seville (1023–1091)
75. Taifa of Niebla (1023–1262)
76. Taifa of Córdoba (1031–1091)
77. Taifa of Mértola (1033–1151)
78. Taifa of Algeciras (1035–1058)
79. Taifa of Ronda (1039–1065)
80. Taifa of Silves (1040–1151)
81. Taifa of Málaga (1073–1239)
82. Taifa of Molina (c.1080’s–1100)
83. Taifa of Lorca (1228–1250)
84. Taifa of Menorca (1228–1287)
85. Banu Nashri / Emirate of Granada (1228–1492)
SEMENANJUNG ARABIA
Peta timur tengah (1905-1923)
86. Ziyadid dynasty (819-1018)
87. Sharif of Mecca (967-1925) Since 1631
88. Rasulid (1229–1454)
89. Kathiri (1395-1967)
90. Jabrids (Abad ke15 – 16)
91. Tahiride (1454–1526)
92. Qawasim Dynasty (1727–sekarang)
93. House of Saud (1744–sekarang)
94. House of Al-Sabah (1752–sekarang)
95. Al Nahyan family (1761–sekarang)
96. Ajman (Abad ke18-sekarang)
97. Qawasim Dynasty (Abad ke18-sekarang)
98. Umm al-Quwain (1775–sekarang)
99. Al Khalifa family (1783–sekarang)
100. House of Thani (1825–sekarang)
101. Al Maktoum (1833–sekarang)
102. Al Rashid (1836–1921)
103. Upper Yafa (Abad ke19-1967)
104. Sharqi Dynasty (1876–sekarang)
105. Qu’aiti (1902–1967)
106. Emirate of Beihan (1903–1967)
107. Mahra Sultanate (xxxx -1967)
SURIAH DAN IRAK

Kelompok etnis di Iraq (1978)
108. Umayyad Caliphate (661–750)
109. Abbasid Caliphate (750–1258)
110. Marwanid (990-1085)
111. Artuqid dynasty (Abad ke11 -12)
112. Burid dynasty (1104–1154)
113. Zengid dynasty (1127–1250)
114. Baban (1649–1850)
115. Hashemite Dynasty of Iraq (1921-1958)
116. Hashemite Dynasty of Jordan (1921-sekarang)
TURKI

Wilayah kekuasaan Turki-utsmaniyah
117. Danishmends (1071–1178)
118. Mengücek (1071–1277)
119. Saltuklu (1072–1202)
120. Sultanate of Rûm (1077–1307)
121. Ahlatshahs (1100–1207)
122. Çobanoğlu (1227–1309)
123. Karamanoğlu (c.1250-1487)
124. Pervâneoğlu (1261–1322)
125. Menteşe (c.1261-1424)
126. Ahiler (c.1380-1362)
127. Hamidoğlu (c.1280-1374)
128. Turki Utsmaniyah / Ottoman Empire (1299–1923)
129. Ladik (c.1300-1368)
130. Candaroğlu (c.1300-1461)
131. Teke (1301–1423)
132. Saruhan (1302–1410)
133. Karesi (1303–1360)
134. Aydınoğlu (1307–1425)
135. Eretna (1328–1381)
136. Dulkadir (1348-c.1525)
137. Ramazanoğlu (1352–1516)
EROPA TIMUR DAN RUSIA
138. Volga Bulgaria (Abad ke7 – 1240-an)
139. Emirate of Crete (820-an – 961)
140. Avar Khanate (Awal abad ke13 – abad ke19)
141. Khanate of Kazan (1438–1552)
142. Crimean Khanate (1441-1783)
143. Nogai Horde (1440s–1634)
144. Qasim Khanate (1452–1681)
145. Astrakhan Khanate (1466–1556)
146. Khanate of Sibir (1490–1598)
147. Pashalik of Shkodra (1757–1831)
148. House of Zogu (1928–1939)
IRAN

Peta wilayah Saffawid & Timurid dinasty
149. Shirvanshah (799-1579)
150. Dulafid dynasty (Awal abad ke9 – 897)
151. Samanid dynasty (819–999)
152. Tahirid dynasty (821-873)
153. Saffarid dynasty (861-1003)
154. Sajids (889-929)
155. Farighunid (Akhir abad ke 9 – awal abad ke 11)
156. Ma’danids (Akhir abad ke 9 – awal abad ke 11)
157. Ormus (Abad ke10 – 17)
158. Sallarid (942-979)
159. Shaddadid (951-1199)
160. Rawadid (955-1071)
161. Ghaznavids (963-1187)
162. Marwanid (990-1085)
163. Annazid (990-1116)
164. Hadhabani (Sekitar abad ke-11)
165. Seljuq dynasty (Abad ke 11 – 14)
166. Ghurids (1148–1215)
167. Hazaraspids (1148–1424)
168. Khorshidi dynasty (1155-1597)
169. Mihrabanids (1236-1537)
170. Muzaffarids of Iran (1335–1393)
171. Hotaki dynasty (1709–1738)
ASIA TENGAH

Kelompok etnis di asia tengah (1993)
172. Kara-Khanid Khanate (840–1212)
173. Al Muhtaj (Abad ke10 – awal abad ke11)
174. Khwārazm-Shāh dynasty (1077–1231)
175. Kartids (1231–1389)
176. Timurid dynasty (1370–1526)
177. Kazakh Khanate (1456–1731)
178. Khanate of Bukhara (1500–1785)
179. Mughal Empire (1526-1857)
180. Khanate of Khiva (1511–1920)
181. Khanate of Kokand (1709–1876)
182. Jahangiri (Gabari) Dynasty (1200-1531)
ASIA SELATAN

India (1700-1792)
183. Soomra Dynasty, Soomra (1026-1351)
184. House of Theemuge (1166–1388)
185. Jahangiri(Gabari) Dynasty(1200-1531)
186. Mamluk Sultanate (Delhi) (1206–1290)
187. Khilji dynasty (1290–1320)
188. Tughlaq Dynasty (1321–1398)
189. Samma Dynasty (1335–1520)
190. Sayyid Dynasty (1339–1561)
191. Ilyas Shahi dynasty (1342–1487)
192. Faruqi dynasty (1382–1601)
193. Hilaalee dynasty (1388–1558)
194. Muzaffarid dynasty of Gujarat (1391-1734)
195. Malwa Sultanate (1401–1561)
196. Sayyid dynasty (1414–1451)
197. Lodi Dynasty (1451–1526)
198. Hussain Shahi dynasty (1494–1538)
199. Arghun Dynasty (Akhir abad ke15-16)
200. Mughal Empire (1526-1857)
201. Suri Dynasty (1540–1556)
202. Arakkal (1545–Abad ke18)
203. Utheemu dynasty (1632–1692)
204. Khan of Kalat (1666–1958)
205. Nawab of the Carnatic (1690–1801)
206. Isdhoo dynasty (1692–1704)
207. Dhiyamigili dynasty (1704–1759)
208. Hotaki Dynasty (1709-1738)
209. Nawab of Bhopal (1723–1947)
210. Asif Jah Dynasty , Nizam of Hyderabad (1724–1948)
211. Babi dynasty (1735–1947)
212. Durrani Empire (1747-1826)
213. Huraa dynasty (1759–1968)
214. Tonk (princely state) (1798–1947)
215. Barakzai Dynasty (1826-1973)
ASIA TENGGARA

Peta Indonesia (Era Hindia Belanda [1893])
216. Kedah Sultanate (1136–sekarang)
217. Pasai (1267-abad ke15)
218. Brunei (Abaad ke14-sekarang)
219. Sultanate of Malacca (1402–1511)
220. Pahang Sultanate (Pertengahan abaad ke15–sekarang)
221. Sultanate of Sulu (1450-1936)
222. Sultanate of Ternate (1465–sekarang)
223. Sultanate of Demak (1475–1518)
224. Aceh Sultanate (1496–1903)
225. Kingdom of Maynila (1500’s–1571)
226. Mataram Sultanate (1500’s – 1700’s)
227. Pattani Kingdom (1516–1771)
228. Sultanate of Maguindanao (1520-c.1800)
229. Sultanate of Banten (1526–1813)
230. Perak Sultanate (1528–sekarang)
231. Johor Sultanate (1528–sekarang)
232. Kingdom of Pajang (1568–1586)
232. Sultanate of Terengganu (1725–sekarang)
233. Selangor Sultanate (mid-18th century–sekarang)
234. Yogyakarta Sultanate (1755–sekarang)
235. Kingdom of Aman (1485-1832)
236. Palembang (1550 – 1823)
sumber:
http://en.wikipedia.org
http://www.lib.utexas.edu/maps
Dinasti dinasti Islam Syiah yang pernah berkuasa di Dunia disertai periode tahun pemerintahannya.

Peta sebaran sekte dan madzhab di dunia islam
II. DINASTI-DINASTI ISLAM SYIAH
MESIR DAN AFRIKA UTARA
1. Idrisid dynasty (780–985)
2. Fatimid Caliphate (909–1171)
3. Zirid dynasty (973–1152) sampai tahun 1016
4. Banu Kanz (1004–1412) [1]
SISILIA (ITALIA)
5. Kalbids (948-1053)
SPANYOL
6. Hammudid dynasty (1016-1073)
SEMENANJUNG ARABIA
7. Banu Ukhaidhir (865-1066) di Al-Yamama
8. Rassids (893-1970) dari Yemen
9. Sharif of Medina (864–1496)
10. Sharif of Mecca (967-1631)
11. Sulaihid State (1047 – 1138) dari Yemen
12. Banu ZARIE (Makarama) (1083 – 1200) dari Yemen(Sana’a)[2][3][4]
13. Banu Hatem Alhmdanyen (1098 – 1174) dari Yemen(Aden)[5][6][7][8]
14. Banu Masud (Makarama) (1093 – 1150) dari Yemen[9]
15. Mutawakkilite Kingdom of Yemen (1926-1970)
16. Qarmatians (900-1073) dari Bahrain
17. Uyunid dynasty (1076-1239) dari Bahrain [10]
18. Usfurids (1253-1320) dari Bahrain
19. Jarwanid dynasty (1305-1487) dari Bahrain[11]
SURIAH DAN IRAK

Madzhab-madhab dalam agama islam
20. Hamdanid dynasty (890-1004)
21. Bani Assad (961-1163) (Iraq bagian selatan dan tengah)
22. Numayrids (990-1081) (Iraq bagian barat) [12]
23. Uqaylid Dynasty (992-1169) (Iraq bagian utara)
24. Mirdasids (1024-1080)
25. Banu ‘Ammar (1071-1109) Tripoli, Lebanon [13]
26. Alawite State (1920–1936)
IRAN
27. Alavids (864–929)
28. Ziyarid dynasty (928–1043)
29. Buyid dynasty (934–1062)
30. Hasanwayhid (959-1015)
31. Ismaili State of Alamut(Iran)(1090-1256)
32. Ilkhanate (1256–1335)
33. Sarbadars (1332–1386)
34. Jalayirids (1335–1432)
35. Chupanids (1335–1357)
36. Injuids (1335–1357)
37. Timurid dynasty (1370–1526)
38. Kara Koyunlu (1375–1468)
39. Ak Koyunlu (1378–1508)
40. Musha’sha’iyyah (1436–1729)
41. Safavid dynasty (1501–1736)
42. Khanate of Erevan (1604–1828)
43. Quba Khanate (1680–1816)
44. Talysh Khanate (1747–1826)
45. Baku Khanate (xxxx.?)
46. Afsharid dynasty (1736–1796)
47. Shaki Khanate (1743–1819)
48. Ganja khanate (1747–1804)
49. Karabakh Khanate (1747–1822)
50. Khanate of Nakhichevan (1747–1828)
51. Shirvan Khanate (1748–1820)
52. Zand dynasty (1750–1794)
53. Qajar dynasty (1794–1925)
54. Pahlavi dynasty (1925–1979)
INDIA

Negara-negara mayoritas berpenduduk islam
55. Bahmani Sultanate (1347–1527)
56. Sharqi Dynasty (1394-1479)
57. Berar Sultanate (1490-1572)
58. Bidar Sultanate (1489-1619)
59. Qutb Shahi dynasty (1518–1687)
60. Adil Shahi dynasty (1527–1686)
61. Lankar Chak (1560–1594) dari Kashmir
62. Nawab of Awadh (1722-1858)
63. Najafi Nawabs of Bengal (1757–1880)
64. Nawab of Rampur (1719–1947)
PAKISTAN
65. Hunza (princely state)
66. Nagar (princely state)
ASIA TENGGARA
67. Daya Pasai(1128–1285).[14]
68. Bandar Kalibah.[15]
69. Moira Malaya.[16]
70. Kanto Kambar.[17]
71. Robaromun.[18]
AFRIKA TIMUR
72. Kilwa Sultanate(957-1513).[19]
73. Onthanusi Sultanate[20]
CATATAN KAKI:
1. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الأول, (دار العلم للملايين: 1993), p.420
2. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثاني, (دار العلم للملايين: 1993), p.886
3. ^ http://www.hukam.net/family.php?fam=173
4. ^ http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%A7%D9%84%D8%AF%D9%88%D9%84%D8%A9_%D8%A7%D9%84%D8%B2%D8%B1%D9%8A%D8%B9%D9%8A%D8%A9
5. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثاني, (دار العلم للملايين: 1993), p.888
6. ^ http://www.yemen-nic.info/contents/History/banohatem.php
7. ^ http://www.yemen-nic.info/contents/studies/detail.php?ID=10728
8. ^ http://www.hukam.net/family.php?fam=159
9. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثاني, (دار العلم للملايين: 1993), p.886
10. ^ http://www.hukam.net/family.php?fam=900
11. ^ http://www.alwasatnews.com/data/2009/2379/pdf/fdt5.pdf
12. ^ http://books.google.com.sa/books?id=mKpz_2CkoWEC&pg=PA93&lpg=PA93&dq=Numayrids&source=bl&ots=_Gld6l710Y&sig=eP3DLARix_OeJkk5UDs_3TtvM3o&hl=ar&ei=ZuqwTNiHF5Gn4AaI4KTtBg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CBkQ6AEwAg#v=onepage&q=Numayrids&f=false
13. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الأول, (دار العلم للملايين: 1993), p.370
14. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثالث, (دار العلم للملايين: 1993), p.1987
15. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثالث, (دار العلم للملايين: 1993), p.1987
16. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثالث, (دار العلم للملايين: 1993), p.1987
17. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثالث, (دار العلم للملايين: 1993), p.1987
18. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثالث, (دار العلم للملايين: 1993), p.1987
19. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثالث, (دار العلم للملايين: 1993), p.1360
20. ^ شاكر مصطفى, موسوعة دول العالم الأسلامي ورجالها الجزء الثالث, (دار العلم للملايين: 1993), p.1371
Sumber: http://en.wikipedia.org

MUNAJAT REVOLUSIONER ALLAMAH ALI SYARI'ATI

1 komentar
Tuhanku, bereskan akidahku dari cengkeraman kerumitanku

Tuhanku, kukuhkan aku dalam menghadapi akidah sesat

Tuhanku, jangan Engkau cegah perkembangan akal dan ilmuku, hanya karena terlalu fanatik, sentimental, dan “tercerahkan”

Tuhanku, cerdaskan fikiranku dan terangkan penglihatanku selalu, supaya aku tidak bertindak sebelum tahu benar-salahnya sesuatu

Tuhanki, jangan Engkau jadikan kebodohanku sebagai bulan-bulanan musuh untuk menjadi bumerang buat teman sendiri

Tuhanku, jangan Dikau jadikan “ego” yang kuhendaki seperti “ ego” yang mereka kehendaki

Tuhanku, jangan campur-baurkan perbedaan dalam raga”keksatriaan” , pikiran, dan hubungan, sehingga membuatku buta akan terpisahnya satu dan lainnya

Tuhanku, jangan Engkau jadikan aku kaki-tangan kaum lalim dengan hasut,dengki, dan kasak-kusukku

Tuhanku, bunuhlah, atau setidaknya, cabutlah egoisme dalam diriku, supaya aku tidak peduli dan tersiksa dengan egoisme orang lain

Tuhanku, anugerahkan padaku iman kepada “ketaatan mutlak”, sampai aku selalu merasa berada di alam “kemaksiatan mutlak”

Tuhanku, ajarkan padaku takwa dalam bentuk jihad, sehingga aku tidak pusing dengan padatnya kesibukan. Dan hindarkan dariku takwa dalam bentuk “kehati-hatian”, sehingga aku menghilang dalam pengasingan

Tuhanku, jangan Engkau masukkan hamba ke dalam kekebalan orang mewah. Melainkan karuniai aku etos yang kuat, tekad yang besar, dan kebingungan visioner. Berikan kepada hamba-hamba-Mu yang hina, kelezatan. Tetapi berikan padaku derita-derita yang memuliakanku

Tuhanku, jangan letakkan pikiran dan perasaanku di peringkat yang mengikuti kelihaian-kelihaian yang rendah dan kehinaan-kehinaan yang menyakitkan, yang datang dari orang-orang semi manusia (pseudo-human beings). Aku utamakan diriku, wahai Tuhanku, menjadi “raksasa tertipu”, ketimbang “ cacing penipu”

Tuhanku, bereskan aku dari empat penjara besar manusia: alam, sejarah, masyarakat, dan ego, supaya sebagaimana Engkau, wahai Sang Pencipta, menciptaku aku akan ciptakan diriku

Tuhanku, aku tidak mau menyesuaikan diriku pada lingkungan layaknya binatang. Tapi, aku ingin menyesuaikan “lingkungan” dengan diriku di mana pun

Tuhanku, nyalakan api “keraguan” yang suci dalam dadaku, agar semua “kepastian’ yang telah ditanamkan orang lain kepadaku terbakar habis. Namun, ketika debu-debunya telah bertebaran menghilang, tersungginglah senyum kasih sayang di permukaan dua bibir “fajar keyakinan” yang tak berbercak sedikitpun

Tuhanku, jangan jadikan hamba butuh akan mimikri (meniru) dan taklid, supaya aku dapat menghancurkan matriks-matriks warisan leluhur maupun klise-klise yng kebarat – baratan. Biarkan mereka membisu. Biarkan aku sendiri berbicara!

Tuhanku, cabutlah sifat nerimo dan nun inggih dari bangsaku. Dan berikan sifat-sifat itu pada hamba

Tuhanku, hancurkan akal bulus yang tidak mengarti apapun kecuali logika manfaat dan yang menjerat kepak-kepak sayapku untuk terbang hijrah dari modus being atau status quo ke modus becoming atau mi’raj. Ya Allah! Hancurkanlah ia dengan berkas-berkas kobaran rindu yang menjilat-jilat dengan cepat dalam batinku!

Tuhanku, hindarkanlah aku dari persahabatan atau permusuhan dengan jiwa-jiwa nista dan kerdil untuk melestarikan jiwa-jiwa besar Gilgamesy sampai Sartre, Lopi sampai ‘Ain al-Qudhat, dari Mehraweh sampai Rozas yang berpuncak pada jiwa agung Imam Ali

Tuhanku, segala puji bagi-Mu, atas perkenan-Mu menjadikan kedunguan sebagai musuhku. Sungguh, nikmat itu, tidak akan Kau berikan kecuali kepada hamba-hamba-Mu yang dekat dengan-Mu

Tuhanku, jangan jadikan hamba sasaran orang-orang lalai dan lupa daratan

Tuhanku, tambahkan ikhtiar, pengetahuan, perlawanan, ketidakbutuhan, kebingungan, kesendirian, pengorbanan, dan kelembutan rohku

Tuhanku, tolonglah hamba-Mu iniuntuk dapat membangun masyarakat atas tiga pilar berikut; Wahyu, Al-Mizan (keseimbangan), dan Al-Hadid (besi). Ya Allah, buatlah kalbuku terang benderang oleh kebenaran, kebajikan, dan keindahan

Tuhanku, peringatkan daku selalu dengan ilham-Mukepada Rousseau: “jika aku adalah musuh-Mu dan musuh akidah-Mu meskipun begitu aku mengorbankan jiwaku untuk kebebasan-Mu dan akidah-Mu”

Tuhanku, obatilah rakyatku dari wabah “tasawuf”, agar mereka kembali kepada kehidupan dan kenyataan. Tetapi, sembuhkan aku dari kebodohan hidup dan penyakit “neorealitas”, agar aku dapat mencapai kesempurnaan spiritual dan kebebasan mistis

Tuhanku, ajarkan kepada para pemikir yang menganggap ekonomi sebagai dasar utama, bahwa ekonomi itu bukan tujuan. Dan ajarkan kepada agamawan yang menuju “kesempurnaan”, bahwa ekonomi itu juga dasar

Tuhanku, ngiangkan di hati para cendekiawan ucapan yang pernah Kau luncurkan dari mulut Dostoyevski: “jika Tuhan tiada, maka segala suatu akan menjadi metafora”

Alam akan menjadi tak bermakna, hidup tak bertujuan, dan manusia bingung tak karuan dan tak bertanggung jawab, bila tak disertai Tuhan disisinya

Tuhanku, jadikan aku tidak punya (fakir) dan tak ingin (zuhud) di hadapan apa saja yang menghancurkan rasa malu

Tuhanku, jangan kau lemparkan aku ke dalam kebingungan antara memilih “kebesaran”, “kedurhakaan”, “kepahitan” dan “kemewahan”, “ketenangan”, dan “kelezatan”

Tuhanku, ilhamkan kepada mereka yang Kau cintai :”Sesungguhnya cinta lebih mulia dari hidup.” Dan rasakan kepada mereka yang lebih kau cintai:”bahwa sesungguhnya ekstase lebih daripada sekadar cinta!”

Tuhanku, berikan kesanggupan padaku untuk berusaha dalam kegagalan, bersabar dalam keputusasaan, berjalan ke depan tanpa teman, jihad tanpa senjata, amal tanpa pamrih, perjuangan dalam kesunyian, agama tanpa kehadiran “dunia” dan “orang-orang awam”, keagungan tanpa kemasyhuran, perkhidmatan tanpa mencari sekerat roti, iman tanpa pengaruh riya’, kebajikan tanpa unsur kemunafikan, keberanian yang matang, kepantangkalahan yang tidak tertipu diri, ‘isyq yang tidak maniak, kesendirian ditengah manusia, dan cinta tanpa kenal sang kekasih

Tuhanku, jangan karuniai daku keutamaan-keutamaan yang tidak bermanfaat bagi manusia!

Tuhanku, hindarkanlah daku dari kebodohan yang liar dan merusak dan yang dapat menghilangkan cita rasa yang kudus, gerakan menuju ke jarak yang terjauh, tatapan serang lapar dan kulit yang membiru akibat sabetan rotan

Tuhanku, berikanlah para orang suci besar yang telah lama berkutat dalam pengasingan ibadah yang suci, ilmu, dan seni, kesempatan untuk membunuh diri mereka, agar melihat bahwa, selain mereka, ada dunia yang bermakna dan bahwa dunia itu tidak sebesar daun bidara. Dan juga supaya mereka mengerti bahwa kadar alam yang bermakna dan bernyawa ini tidak sebatas atom atau sebatas apa yang di benak para orang suci yang bertopeng atau para penipu yang sok suci. Selain itu, bebaskan mereka semua dari pikiran sempitdan kekanak-kanakan. Berikan kesempatan itu kepada mereka, sampai mereka benar-benar menyadari bahwa tak sedikitb pun ada kesia-siaan atau absurditas di alam ini. Karena tak ada sekecil apa pun kesalahan pada pena penciptaan Ilahi

Tuhanku, katakan pada Sartre: jika “dewa kebaikan” itu adalah diri kita sendiri, maka apa makna itikad baik (le bon sens) yang dijadikannya sebagai norma etika?

Tuhanku, katakan kepada para materialis: bahwa manusia bukan pohon yang hidup dalam alam, sejarah, dan masyarakat tanpa kesadaran

Tuhanku, ajarkan pada rakyatku bahwa jalan menuju-Mu berpusat di bumi. Dan berikan daku petunjuk tentang jalan paling cepat menuju-Mu

Tuhanku, kepada para agamawan, talkinkan ajaran bahwa manusia dari tanah. Fenomena material dapat menafsirkan Tuhan sebaik tafsiran yang berasal dari fenomena metafisik. Wujud Allah di dunia dan di akhirat itu identik

Dan Tuhanku, talkinkan kepada mereka bahwa agama yang belum melampaui cakar ajal, maka hidupnya takkan bermanfaat dan setelah mati pun bernasib sama

Tuhanku, siapakah orang kafir? Siapakah orang Muslim? Siapa orang Syi’ah? Dan siapa orang Sunni itu? Apakah kiranya batas-batas yang membedakan mereka satu sama lainnya?

Sungguh aku menanti datangnya hari penyucian pemahaman dan pengetahuan tentang agama di satu-satunya negeri Islam ini (Iran). Sehingga seorang “juru bicara resmi agama” kita dapat memotret Fathimah seperti bidikan Sulaiman Katani, seorang dokter beragama Kristen; memotret Imam Ali seperti seorang berabama Kristen, DR. george Jordaq, memotretnya. Menangkap Ahlulbait seperti riset si Katholik, Massignon. Mengerti Abu Dzar seperti dalam tulisan Abdul Hamid Judah as Sahhar. Mengurai Al-Quran seperti dalam terjemahan Blache’re, seorang pendeta resmi gereja. Atau dapat berbicara tentang Nabi kita, Muhammad, seperti Maxim Rodinson, seorang peneliti beragama Yahudi
Seperti juga saya berharap, suatu saat nanti, Islam dan para pendukungnya serta para penegak Wilayah yang resmi dapat bersama-sama menerjemahkan karya orang-orang kafir yang resmi itu

Namun bilamana yang memandang Imam Husain-sosok imam pembawa bendera sejarah yang berwarna merah dan contoh mukjizat manusia-adalah orang-orang licik yang ketika bau kematian tercium, seketika itu pula memelas kepada para algojo dan meminta seteguk air, bila orang dengan kepribadian seperti itu yang memandangnya, maka rusaklah semuanya

Bilamana orang-orang seperti mereka yang memandang Imam Ali simbol kemuliaan, keramat, dan keluhuran, dan yang ketajaman lidahnya menyamai pedangnya (mereka akan memandangnya) sebagai orang yang lemah, penakut, dan maju mundur, sehingga sedikit saja rasa takut menyentuh beliau, maka beliau pun akan membai’at orang-orang zalim dan mendekati para perampas hak khilafah

Imam Ali adalah orang yang tak kenal takut. Dia tidak pernah ingin mendekati orang-orang yang merampok hak khilafahnya, mengikuti mereka, menjadi anggota Parlemen Saqifah, dan memberikan haknya kepada orang lain yang tidak akan selayak dan sepatut dia dalam memegang tampuk kepemimpinan. Ketika rasa takut mencekamnya, tidak lantas Imam Ali mau mengawinkan putrinya kepada si perampas hak yang telah menyakiti istrinya sendiri, Fathimah
Fathimah, kata rasul, adalah salah satu dari empat wanita dalam sejarah yang paling istimewa. Dia adalah kiblat wanita sedunia. Dialah yang kedua tangannya pernah dicium Rasuldengan penuh rasa hormat. Dia adalah istri sekaligus sobat tercinta Ali. Fathimah juga putri semata wayang Rasulullah.Dia juga wanita yang telah mendidik Husain dan Zainab. Merekalah, orang-orang yang memandang Fathimah sekadar sebagai perempuan yang sering mengutuk, putus asa, tersedu-sedu selalu oleh tangis akan apa yang menimpa tulang punggungnya atau akan tanah yang dicuri pemerintah, merekakah Syi’ah itu?

Apakah mereka, yang memandang Zainab hanya sekedar sebagai orang yang antannya patah dan lesungnya hilang akibat kematian kakaknya, Husian bin Ali, itukah orang-orang Syi’ah?

Adalah Zainab perempuan yang, ketika melihat kakaknya terbujur kaku, malah bersegera pergi untuk mengumumkan revolusi penuh berkahnya

Dia bukan wanita yang diceraikan suaminya supaya lebih leluasa dalam menjalankan tugasnya sebagai peniti jalan jihad, seperti kata sebagian orang Syi’ah

Zainab, wanita yang manakala melihat seorang syahid tak dikenal, segera dia menangis, memukul dadanya, dan berduka cita untuknya. Tetapi ketika si Syahid itu adalah anaknya sendiri, dia tidak menangis, mengerang, ataupun memukul dadanya. Seolah dia mengharapkan pertikaian ini hanya menumpahkan darah keluarganya dan tidak selain mereka. Dialah perempuan suci yang dalam perjalanan pulangnya dari Karbala, dalam keadaan tubuhnya terikat erat oleh tali panjang, dia tetap mengumandangkan seruan-seruan ayahnya, Ali bin Abi Thalib. Gema seruan itupun mengguncangkan istana para pengkhianat dan bumi tempat para tiran berjalan-jalan. Dialah macan betina yang mengungkapkan epos (cerita kepahlawanan) dan meneteskan semangat juang kepada para pahlawan wanita lainnya dalam iring-iringan para wanita masa depan. Dia bukan wanita sembarang wanita yang mengeluh, menangis, dan meraung-raung karena kematian kakaknya, Husain bin Ali

Apakah orang-orang yang memandang Zainab sekadar sekadar seperti wanita yang kehilangan arahtujuan ketika melihat kakaknya terbujur kaku sebagai syahid itu dapat disebut orang Syi’ah? Syi’ah Ali? Para pengikut Ahlul bait? Satu-satunya umat yang mengikuti jalan kebenaran? Atau, katakanlah, satu-satunya umat yang mengenal Ali dan keluarganya dengan baik melalui sunah dan sumber hakikat? Apakah mereka orang-orangnya?

Dan Dr. Bintus Syathi; seorang penulis yang telah mendedikasikan semua umurnya untuk menulis cerita tentang para wanita Ahlulbait dan seorang yang mengatakan dirinya hidup dalam keluarga itu, tetap kita anggap Sunni?

Dan Blache’re, seorang juru dakwah Kristen, yang telah meluangkan empat puluh tahun hidupnyauntuk meneliti dan menerjemahkan AL-Quran dan pada akhirnya kedua matanya buta karena mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an . atau Massignon, lautan ilmu yang telah menghabiskan 27 tahun usianya untuk menulis biografi Salman Al-Farisy. Dan lebih separo dari seluruh hidupnya dia sempatkan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen, karya-karya dan rujukan-rujukan baik yang berbahasa Arab, Persia, Turki, Latin, atau bahkan yang berbahasa Mongolia untuk menulis biografi yang membicarakan kepribadian dan pengaruh Fathimah dalam sejarah bangsa-bangsa setelah wafat beliau

Apakah Massignon, seorang yang penuh antusiasme ketika berbicara tentang mistisisme Islam, Fathimah, Salman ini seorang atheis?

Tuhanku, tunjukkan daku cara Engkau “melihat perkara”. Atau bagaimana Engkau menghukumi

Apakah Syi’ah itu cinta terhadap “nama-nama”? Ataukah mengenali teladan-teladan dan pola-pola dasar? Apakah mungkian ia adalah sebentuk pengenalan biografis?

Tuhanku, anugerahkan padaku hidup yang ketika mati tiba di saat yang berbuah apapun, aku tidak menyesalinya. Berikan aku hidup yang tidak kusesali penyia-nyiaannya

Tuhanku, gariskan jalan hidupku. Agar ketika ajal tiba, aku dapat menggariskan jalan matiku sendiri. Biarkan aku yang memilihnya, asalkan kau meridhainya

Tuhanku, berikan aku keselamatan di tengah bencana besar penyakit kebodohan yang terlupakan karena telah menyerang semua orang. Bahkan setiap orang yang belum menderita pun, tampak sakit. Tuhanku, selamatkan aku dari penyakit “menyembelih hakikat di pejagalan syari’at.”

Tuhanku, jangan jadikan imanku terhadap Islam dan cintaku kepada Ahlulbait, seperti iman para pedagang agama yang fanatik dan reaksioner. Supaya kebebasanku tidak tertawan oleh kerelaan “orang awam”, agamaku terkubur di balik gengsi keagamaan dan aku menjadi peniru para peniru. Dan pada gilirannya, aku tidak akan berbicara tentang apa yang aku anggap benar, hanya karena orang lain menganggapnya tidak baik

Tuhanku, aku tahu bahwa Islamnya Nabi-Mu telah dimulai dengan “tidak”. Dan aku pun tahu bahwa syiah imam pilihan-Mu, Ali bin Abi Thalib, juga diawali dengan “tidak”!

Tuhanku, jadikan aku “kafir” terhadap “ Islam ya” dan “Syiah ya”!

Tuhanku, ingatkan daku selalu akan tanggung jawab menjadi Syi’ah. Yaitu menjadi seperti Ali. Hidup seperti Ali. Mati seperti Ali. Menyembah seperti Ali menyembah. Berfikir serupa dengan fikiran Ali. Berjihad sepertinya. Beramal seperti beliau. Berbicara seperti beliau. Berdiam diri seperti Ali. Itu semua yang sebatas kemampuanku saja. Ingatkan aku selalu untuk mencari “ego” yang mirip Ali dalam jiwa yang multidimensional; dewa bicara di mimbar, dewa penyembah di mihrab, dewa pekerja di bumi, dewa kesaktian di medan laga, dewa kelembutan di hadapan Muhammad, dewa penanggung jawab dalam masyarakat, dewa pena dalam tulisan di Nahj al Balaghah, dewa Mukmin dalam segenap kehidupan, dewa pengetahuan dalam Islam, dewa revolusi sepanjang sejarah, dewa keadilan dalam pemerintahan, dan dewa kebapakan dan pendidikan di dalam rumah tangga. Meskipun demikian, dia tetap salah seorang hamba Allah!

Tuhanku, jadikan hamba seorang Syi’i yang bertanggung jawab dan setia terhadap ideologi, persatuan, dan keadilan yang merupakan tiga sila Imam Ali dalam kehidupan, setia kepada kepemimpinan dan persamaan yang merupakan agama beliau, dan setia kepada pengorbanan semua keuntungan demi jayanya kebenaran yang telah menjadi sikap hidupnya

Tuhanku, mereka memuji dan mengagungkan Imam Ali sampai seperti Tuhan. Tetapi, kemudian mereka meletakkannya sebagai orang yang bertentangan dengan syari’at dan membai’at para pengkhianat karena takut. Mereka para munafik yang bergabung dalam Wilayah penindas, lantas mengklaim mendapat berkah dengan Wilayah Imam Ali. Sampai hari ini, mereka belum terbebas dari kurungan mesin propaganda dinasti Umawi dan Abbasi. Mereka mencapai revolusi, kebebasan, dan sosialisme, tetapi mereka tetap bukan orang-orang yang paham benar akan Imam Ali, Husain, dan Abu Dzar!

Tuhanku, berkahi aku, supaya agama tak membuatku populer dan tak menyumbangkan roti buatku

Tuhanku, kuatkan daku untuk dapat berjuang dengan popularitas dan roti-rotiku demi agamaku di antara orang yang mencari popularitas dan roti dari agama mereka. Jadikan aku dalam barisan orang yang memeras dunianya demi agamanya, dan tidak menguras kas agamanya untuk menambah tabungan bank dunianya

Tuhanku, segala puji selalu kupanjatkan untuk-Mu. Karena, semakin keras aku melangkahkan kakiku ke depan dalam meniti jalan-Mu dan misi-Mu, semakin banyak orang yang seharusnya berbaik kepadaku, berbalik memusuhiku; mereka yang seharusnya menemaniku, malah menghalangi jalanku; mereka yang semestinya mengakui kebenaranku, sekarang mendustakanku; mereka yang seharusnya menggandeng kedua tanganku, malah menampar mukaku; mereka yang seharusnya bersama-sama menyerbu musuh denganku, berbalik menyerangku bersebelahan dengan para musuh; aku melihat orang-orang yang seharusnya menangkal propaganda asing yang beracun bersamaku dan memuji, menambah kekuatan dan motivasiku, kini malah sama-sama mencela, memaki, membuatku putus asa, dan menuduhku yang bukan-bukan agar aku tidak lagi berjalan menuju-Mu. Jadi, sekarang sampai dengan seterusnya, harapan tunggalku adalah Dikau , ya Allah! Penglihatanku yang terjauh pun hanya akan dipenuhi oleh-Mu. Dan ketika bersama-Mu, aku tak kan menganggap selain-Mu sebagai teman. Supaya tugasku terhadap-Mu jelas, dan tugasku terhadap diriku sendiri terjelaskan, ya Allah!

Tuhanku, rasakan untukku manisnya ikhlas, sehingga rasa manis lainnya yang pernah kurasakan dapat menghilang!
Ya Allah, berikan keikhlasan padaku! Keikhlasan!

Tuhanku, aku tahu agar hidup dan bercinta, keindahan dan kebajikan menjadi mutlak, betapa seseorang dituntut untuk ikhlas! Dan akupun tahu betapa mudah keikhlasan menjadikan keberadaan nisbi ini; onggokan hajat, kelemahan, petaka, was-was, kebutuhan, cita-cita, kehilangan, keriangan, dan kesedihan relatif yang telah mengepung keberadaan manusia; bongkahan bangkai yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi serigala, rubah, ulat, dan cacing ini. Di hadapan semua itu, kekuatan keikhlasan melalui revolusi besarnya, yang dapat berupa zikir atau kasyf yang telah meliliti manusia yang rendah hati dengan kerendahan hatinya di hadapan Tuhannya, menjadi manusia yang bercampur dengan sifat-sifat ketuhanan. Revolusi itu adalah bentuk penentangan dan perlawanan atas selain Allah; penyerahan integral terhadap Allah, yang dapat mengangkat manusia untuk memahami hakikat mutlak Cahayawi yang menyebar dalam fitrah manusia. Kemudian dengan sikap mirip Budha yang ‘tidak butuh’ dan ‘tidak punya’, dan karenanya, ‘tidak bergantung’, dia akan menjadi “abstrak” dan “sendirian” ( solitude). Dan dia pun akan dapat melampaui Budha. Bilamana kedua tali ‘tidak memiliki’ dan ‘tidak menginginkan’ terus dipegang manusia, dia akan tiba-tiba menjadi wujud yang merefleksikan keberadaan Ilahi di dalamnya, dan menggali tabiat kemanusiaanya yang paling dalam. Saat itu, manusia akan merasa bebas, bersih, ringan, suci, terjaga, kudus, abstrak, murni, dan kaya karena telah mencipta dirinya dengan dirinya sendiri secara lengkap. Ketika itu juga, dia telah mencapai puncak mi’raj dalam “kesendirian”. Maka, “ego” yang bohong, semu, dan dusta yang selama ini menjadi kuburan bagi bangkai “ego” penyaksi, jujur, indah, tersembunyi, dan tertutup ini, akan putus dan hancur, bahkan sirna sama sekali

Dengan zikir, jihad besar dan ‘meninggalkan tubuh sebelum mati’, manusia telah melalui hijrah dari status quo dirinya. Dia telah memulai hijrah dari modus being ke modus becoming; mencapai keikhlasan, wujud sejati pada manusia, dan kesucian mutlak! Dia menjadi termurnikan untuk-Nya dan demi Dia saja. Betapa baiknya para etimolog dan para penafsir Al-Qur’an Iran beberapa tahun silam telah mengartikan ikhlas dengan kesatuan, kesendirian, ketunggalan, dan individuasi. Ya, kesendirian dan ketunggalan

Ketika itu, hamba yang khusyuk ini menjadi citra Ilahi di Bumi, teman tanah ini telah berteman dengan kehadiran Ilahi, ketika itu dia akan benar-benar menyendiri dan manunggal dengan Teman Sejati dan hakikatnya; dia akan “lebih hidup” ketimbang hidup itu sendiri, dan lebih serius, kuat, dan kukuh ketimbang kebahagiaan itu sendiri

Semua hajat dan rasa takut, ketamakan, pembenaran dan penyalahan, bahaya dan rasa aman, keterancaman, keuntungan dan kerugian, persahabatan dan permusuhan, pujian dan kutukan, kegagalan dan keberhasilan, senang dan dukanya, yang mirip dengan serigala dan serangga-serangga pemakan yang garang, telah menjadi mainan yang paling tidak berharga baginya

Manusia ini menjadi “pulau” di lautan wujud yang tidak berhingga; sendirian dan mandiri. Empat arah mata angin pulau ini telah dikelilingi dan dibentengi dengan pagar beton “ego” yang solid. Gelombang ombak takkan pernah berani mengancamnya, dan ia pun takkan pernah butuh akan partai untuk menyelamatkan diri. Dia layaknya bunga teratai (nelumbium nelumbo) yang tumbuh dalam lumpur dan bermekaran dalam air, tanpa sedikitpun layu karena kekenyangan. Seperti halnya terik matanari memekarkan dan menumbuhkembangkan bunga-bunganya, ia pun menyerap sinarnya!

Dan sekarang, daialah seorang diri yang mampu terus hidup; hidup dengan “gizi” akidah dan “anggur” jihad, dan mati sebagai syahid seindah dia hidup sebagai orang bebas dan lurus

Itu semua, karena dia seorang Syi’i, bukan seorang “sufi”. Dia seorang Muslim, bukan Buddhis. Dia tidak hanya berhenti di pendakian abstraksi, tetapi kembali lagi meluncur ke bumi dan masyarakat untuk memikul tanggung jawabnya yang berat. Bukankah tanggung jawab yang berat itu yang disebut amanat?

Amanat adalah perbuatan melihat anak yatim yang dihardik, tawanan yang disiksa, orang kelaparan yang bersabar, massa yang mengukuhkan kezaliman, umat yang menanti penyelesaian, manusia yang dikorbankan demi kepentingan-kepentingan tidak wajar, zaman yang menunggu datangnya sang pahlawan, dan segala hal-ihwal yang lalu-lalang di muka bumi

Pembawa amanat adalah seorang yang mudah dipenggal, biasa disiksa, akrab dengan nestapa, dan tidak asing dengan kematian! Dia mati tidak seperti Al-Hallaj; mati sebagai orang suci, tetapi akibat perkara yang tak berarti. Kematiannya, seperti Imam Ali. Kematian yang penuh ridha Allah, karena bermanfaat bagi sekalian hamba-Nya!

Oleh sebab itu, Imam Husain, di senja hari yang berwarna merah oleh cucuran darah sahabat-sahabatnya, pergi untuk berhias dengan kesyahidan. Seraya terus mencium semerbak wangi bau darahnya, tiba-tiba saja perasaan girang dan rindunya untuk menjemput kematian bergetar dengan hebat. Para musuh yang buta pun kemudian bertanya dengan penuh keheranan, “Wahai putra Ali bin Abi Thalib, apakah engkau seorang mempelai pria yang akan melangsungkan pernikahanmu?” imam Husain dengan lantang dan penuh rasa menang menjawab, “ Ya!” mereka membantu Imam Husain dengan mempersiapkan mempelai wanita. Dan mendadak kedua mempelai pun berjumpa. Mempelai prianya bernama Husian bin Ali, dan mempelai wanitanya bernama kesyahidan. Maka, berlangsunglah pernikahan yang telah dinanti-nanti si mempelai pria dengan keriangan yang tak terlukiskan

Ali pun seperti itu. Secepat kilat beliau merasakan keringanan pundaknya yang telah lama ditunggangi beban amanat yang mampu mengguncangkan bumi, meruntuhkan langit, dan menerbangkan gunung-gunung, dengan tikaman pedang di bagian atas kepalanya. Di saat itu, Imam Ali seakan mendapat berita gembira yang sejak semula beliau tunggu dengan penuh rindu

“Fuztu wa Rabbil ka’bah” (“Demi Penjaga Ka’bah, aku telah menang”)

Tuhanku, ikhlaskan daku; dalam hidup, dalam bercinta dengan kesendirian, dan dalam kemanunggalan (tawahhud)!

Tuhanku, kau telah mengaruniai anak Adam dengan kemuliaan (karamah), kemudian kau berikan amanat kepada mereka. Kau utus para nabi untuk mengajarkan kitab-Mu kepada mereka, menegakkan keadilan di bumi, dan memperjuangkan ‘izzah (kejayaan) bagi-Mu dan para nabi-Mu serta bagi semua kaum Mukmin
Sesungguhnya, kami beriman kepada-Mu dan risalah para nabi-Mu. Kami tak lebih dari tebusan buat para tawanan, buat kebodohan, dan buat kehinaan

Wahai Tuhan para hamba tertindas! Engkau telah merestui kaum tertindas; para fakir miskin, para tawanan sejarah dan korban-korban kezaliman dan keganasan sang zaman yang hidup di neraka dunia, yakni masyarakat Dunia Ketiga, untuk mengendalikan tampuk kekuasaan dunia mereka sendiri. Kini, saat kemenangan mereka sudah harus datang. Kini, sudah saatnya Dikau memenuhi janji-Mu kepada mereka

Wahai Sang Simbol Kecemburuan! Di bumu-Mu ini, hanya merekalah yang kini benar-benar menyembah-Mu!

Tuhanku, bukankah Engkau yang menyuruh semua malaikat besujud kepada Adam. Tengoklah kini, anak-anak Adam, hendak bersembah sujud di hadapan super-powers dunia

Tuhanku, bebaskan mereka dari berhala-berhala zaman sekarang yang mereka sembah bersama, padahal kita sendirilah yang memahatnya. Berilah mereka kebebasan ibadah. Yakni ibadah kepada-Mu sendiri

Ya Rabb! Mereka yang kafir atas ayat-ayat-Mu, yang membunuhi para nabi-Mu dengan sewenang-wenang, dan yang menjegal para pejuang keadilan dan emansipasi, masih terus berkuasa di alam

Tuhanku, Engkau telah menjanjikan azab atas mereka, maka biarlah itu menjadi nasib mereka sekarang juga

Tuhanku, anugerahkan rasa tanggung jawab kepada alim ulama kami, pengetahuan kepada orang-orang awam kami, pengertian kepada para fanatik kami, dan fanatisme kepada para moderat kami

Berilah pada para gadis kami kesadaran dan pada para lelaki kami kehormatan

Cerahkan visi (bashirah) sesepuh kami dan tumbuhkan otentisitas para muda-mudi kami

Kukuhkan akidah para murid dan guru kami. Bangkitkan orang-orang lalai di antara kami dan bulatkan tekad orang-orang yang telah bangkit di antara kami

Munculkan hakikat kepada juru dakwah kami dan hadirkan “agama” kepada para agamawan kami
Utuhkan komitmen dan tujuan para penulis kami

Biaskan “kepedihan” kepada para seniman kami dan rasa kepada para penyair kami

Besarkan harapan mereka yang putus asa

Pulihkan kekuatan orang-orang papa kami

Berikan bantuan kepada para makzul kami dan ketegakan kepada para pejabat kami

Lajukan gerakan mereka yang berdiam dan hidupkan “mayat-mayat” kami

Melekkan mata orang-orang buta kami dan berikan kemampuan berteriak kepada mereka yang membisu di sekitar kami

Jelaskan Al-Qur’an kepada kaum Muslim dan datangkan Ali di hadapan orang-orang Syi’ah

Kembangkan semangat kesyi’ahan (tasyayyu’)(baca: kesendirian[tawahhud]) kepada kelompok-kelompok lain

Percepat kesembuhan para penghasut kami dan kejujuran para penipu kami

Ajarkan sopan santun kepada para pendosa kami, kesabaran kepada mujahid kami, dan ketajaman pandangan kepada umat kami

Tuhanku, berikan bangsa kami militansi dan kesiapan untuk sebuah “ serangan balik”, “kemenangan”, “kejayaan”!

Wahai Penjaga Ka’bah! Jangan jadijan mereka yang siang-malam menuju rumah-Mu, hidup dan matinya berkiblat ke arahnya, dan bertawaf mengelilingi rumah Ibrahim-Mu, sebagai pampasan kebodohan syirik dan korban jerat-jerat tali Namrud!

Dan, engkau wahai Muhammad! Wahai Nabi kebangkitan, kebebasan, dan kekuatan! Rumahmu dibakar dengan api dan bumimu diterjang air bah dari arah barat. Umatmu telah lama sekali terbaring di “ranjang hitam yang hina”

Katakan pada mereka: “Qum fa andzir!” (“Berdirilah dan berikan peringatan!”) dan bangkitkan mereka dari tidur nyenyak berkepanjangan ini!

Adapun engkau, wahai Ali, wahai Haidarah, wahai orang Tuhan dan masyarakat, dan “dewa” pedang dan cinta, kami
kehilangan kecerdasan untuk memahamimu ketika pemahaman tentangmu mereka cuci dari benak kami sekalian. Hanya saja, bagaimanapun juga, relung batin kami tetap penuh dengan cinta yang membara kepadamu. Betapa mungkin cinta kepadamu akan lenyap dalam keadaan melodramatis yang membungkus masakini. Bisa-bisanya orang Yahudi yang teraniaya pergi bersimpuh di hadapanmu di masa pemerintahanmu, namun sekarang kaum Muslim pergi meminta bantuan kepada bangsa Yahudi. Dapatkah keduanya ini diperbandingkan?!

Wahai si pemilik pukulan lengan bawah yang lebih berat dari timbangan ibadah manusia dan jin, lakukan pukulan sekali lagi saat ini!

Dan kalian berdua, wahai wahai kakak laki-laki dan perempuanku (Husain dan Zainab), wahai yang tekah mengajarkan manusia bagaimana menjadi “manusia” dan membuat kebebasan, (bagaimana menjadikan) iman dan harapan menjadi “iman” dan “harapan”, dan yang memberi “bangkai-bangkai hidup”(bangkai orang yang mati syahid) menjadi tambah “hidup”!

Ya, kalian berdua telah membuat air mata bangsa ini (Iran) mengering oleh tangisan akan tragedi yang merundung kalian hari itu (Asyura). Tragedi yang kenangannya mencabik-cabik khayalan dan kekalutannya membuat hati kami histeris. Berapa bangsa kami menangis sedih akan apa yang menimpa dan sebagai tanda cinta kepada kalian. Bukankah bahasa cinta itu air mata?

Umat yang selalu demikian kepada kalian berdua ini, sekarang tercambuk rotan, terbantai secara massal, dan tertimpa bencana tak henti-henti. Meskipun demikian, cinta mereka yang tertoreh di lidah bertambah dalam dan yang tertancap di kalbu bertambah kuat. Cinta mereka kepada kalian semakin membara. Semua cambukan para algojo yang mendarat di punggung tau iga-iga mereka hanya melukiskan cinta dan kasih sayang mereka kepada kalian

Wahai Zainab, wahai bahasa Ali, bertuturlah di hadapan umatmu! Wahai dewi yang berdarah-dagingkan keberanian. Sesungguhnya wanita-wanita bangsa kami yang mabuk kepayang, cinta kepadamu, sekarang sangat memerlukanmu lebih daripada waktu-waktu sebelumnya

Tolong lepaskan pasungan kebodohan dan kehinaannya dari mereka semua dan bebaskan mereka dari penjara Barat yang munafik

Wahai Zainab, hindarkan dan sabarkan mereka dari proses “pengeledaian” dahulu dan sekarang, dan dari peninggalan-peninggalan bodoh yang dicekokkan di pikiran mereka demi kepentingan sebagian orang. Itu semua agar mereka dapat bangkit memporak-porandakan sarang laba-laba yang telah lama mereka dekami, dengan jeritan-jeritan yang membahana di kota kezaliman dan kedurjanaan, dan yang kemudian menggonjang-ganjingkan istana-istana para tiran dan durjana. Ajarkan mereka “ketetapan” (Shamd) di badai yang tak menentu ini. Perintahkan mereka untuk, menghancurkan “teknologi pembuat mainan-mainan berbahaya” yang melibatkan mereka di pasaran “hari-hari kosong” yang disodorkan kapitalisme untuk melampiaskan syahwat-syahwat kaum borjuis yang kotor atau untuk menjalankan “salon-salon amburadul” atau untuk menghidupi kaum hedonis dengan kehidupan yang sia-sia, kering kerontang, dan panas membakar

Kami ingin mereka bangkit dengan kepemimpinanmu, untuk memudarkan “ikatan tali-tali lama” dan membubarkan “pasar-pasar baru” sekaligus

Wahai bahasa Ali, wahai misa Husian, wahai pendatang dari Karbala dengan membawa sepucuk surat para syahid kepada telinga sejarah di tengah kebisingan koar-koar para algojo dan penghasut

Wahai Zainab, tuturkanlah pada kami, jangan bercerita tentang apa yang terjadi pada kalian di sana; tentang sahara yang tenggelam dalam lautan darah; dan tentang batas-batas kekejian yang mereka lampaui; atau tentang “hadiah” Allah yang paling agung, paling mahal, dan paling berharga yang pernah tercipta, yang Dia laksanakan penyerahanya di tepi-tepi sungai Efrat untuk kami semua dan sebagai jawaban untuk para malaikat mengapa dahulu mereka disuruh bersujud kepada Adam

Duhai Zainab! Ketepikan dan jangan ceritakan suasana apa yang terjadi pada para musuh atau para sahabat pada saat itu. Ya, wahai utusan Revolusi Husain, kami tahu bagaimana saat itu

Kami bersumpah bahwa telah kau tuntaskan misi Karbala dan para syahid! Kami bersaksi sesungguhnya tetesan-tetesan darahmu berbicara seperti tetesan-tetesan darah Husain berbicara!

Tetapi tuturkan, wahai kakak perempuan, tuturkan apa yang harus kami perbuat. Pegang tangan-tangan kami dengan kelembutanmu dan tunjukkan sesaat saja apa yang akan kami hadapi dan dengarkan permohonan-permohonan kami nanti

Wahai kakak perempuan yang penuh kasih sayang!

Tangisi kami semua, wahai utusan Husain yang jujur! Wahai dewi pendatang dari karbala dengan memikul tugas melayangkan surat para syahid ke seluruh zaman. Wahai gadis manis yang menyebarkan aroma kebun kesyahidan yang menyengat!

Sedang engkau, wahai Husain, oh… kalimat-kalimat apa yang mesti kuujarkan?

Tolong terangkan separo malam, cegahlah gelombang ombak yang mencekam, dan hentikan putaran gasing kehidupan yang mengancam

Wahai pelita jalan!

Wahai bahtera keselamatan!

Wahai pancaran darah yang mengalir dari gundukan pasir gurun ke seluruh masa, ke pasir yang butuh penghijauannya, ke tempat bibit-bibit subur mulai bermekaran, dan ke tempat segala pohon yang hidup dan muda memerlukan siramannya

Amboi, biarkan seberkas dari “cahaya” itu menerangkan gelap gulita tengah malam kami. Biarkan tetesan dari darah itu, menciprati darah beku kami. Biarkan jilatan dari “api” yang menyembur-nyembur itu membakar suasana dingin dan beku kami

Wahai dikau yang telah memilih “kematian berwarna merah” untuk menyelamatkan para pencintamu dari “kenikmatan berwarna hitam legam” dan untuk memberi kehidupan bagi umat, mewarnai gerak pelana sejarah, dan menghadirkan suasana panas, hidup, cinta, dan harapan kepada tubuh mati yang terkulai dengan setiap tetes darahmu!

Keimanan, bangsa, masa depan, dan pola dasar zaman kami benar-benar membutuhkanmu dan darahmu!

Wahai putri Ali!

Wahai kakak perempuan!

Wahai pimpinan kafilah para sandera!

Sertakan kami bersama mereka!

(nuqila min kitabi "Ad - Du'a" lil Allamah Ad-Duktur Ali Syari'ati Quddisa Sirruhu )

STATISTIK

Pengunjung

- See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-kotak-komentar-keren-di_8.html#sthash.UySpcPMO.dpuf